Selasa, 20 Februari 2018

One year after diagnosed with Hashimoto.

Februari.

Anniversaryku sama mas Hashimoto.

Ini adalah bulan dimana hidup aku cukup berubah drastis.
Tepatnya setahun lalu, bulan Februari 2017. Aku dapet diagnosis hipotiroid.
Ya, baru hipotiroid aja sih. Menggerakkan hati buat cek anti TPO kan bulan mei.
Tapi ya sama aja. Udah jelas jelas hashimoto juga.

Its been a year i've been diagnosed with hashimoto disease. Beneran bukan tahun yang mudah sih. Jatuh bangun depresi bangkit lagi depresi lagi. Gitu aja terus.
Hashimoto itu udah rollercoaster menurutku. Suatu saat bisa dibawa happy dengan kondisi yang sangat baik baik saja, lalu beberapa saat kemudian di banting bolak balik ngedrop lagi.
Sumber: google.com

Atau bisa juga dibilang, iceberg. Tau kan gunung es? Keliatannya aja kecil di permukaan, tapi dibawwh permukaan itu besar banget.

Ya gitu, hashimoto dikira cuma gendut doang, padahal mereka gatau lemesnya, sakitnya, capeknya, sedihnya, depresinya, lemotnya, ah mereka gak tau sih.

Aku senang, setelah setahun ini aku bertemu dengan cukup banyak teman teman baru yang baik, yang sepenanggungan, yang paham kondisiku.
Tapi sekaligus aku juga sedih. Karena teman teman lama benar benar pergi.
Yuuup. People come and go, only the true one tha stay.

Tahun ini kilas balik ku. Tapi tahun ini juga aku balik lagi ke fase benar-benar depresi.
Bener-bener unmotivated banget buat aktifitas normal, olahraga, cari teman, kerja. Badanku juga makin sini makin drop.

Iya. Gak cukup banyak orang yang mengerti. Even setelah setahun ini. Keluargaku masih juga ga paham kondisiku.
(Mereka sih dari dulu emang gapernah paham sama kondisiku sih)

tahun ini aku mau damai sama kamu mas. Aku mau kerja, aku mau sosialisasi lagi, aku mau main-main jauh lagi, aku mau olahraga lagi, aku mau senang lagi, aku gamau depresi lagi, aku mau punya pasangan.

Temen-temen support aku yuk supaya bisa damai sama Hashimoto.
Sumber: tirto.id